Seorang laki-laki bernama Manan datang ke sebuah salon untuk memotong rambut dan janggutnya. Dia pun memulai sedikit perbualan yang hangat dengan tukang gunting yang melayaninya. Berbagai macam topik dibincangkan, hingga akhirnya Tuhan jadi subjek perbualan.
Tukang Gunting: "Encik, saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang encik katakan tadi."
Mendengar ungkapan itu, Manan terkejut dan bertanya, "Mengapa anda berkata demikian?"
"Mudah saja,cuba encik menjengok ke luar tingkap itu dan sedarlah bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang terbiar?. Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu terjadi..." ungkap si tukang gunting dengan nada yang tinggi dan angkuh.
Manan pun berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan oleh tukang gunting. Namun, ia sama sekali tidak memberi respon atau jawapan agar perbincangan tersebut tidak menjadi hangat lagi.
Ketika tukang gunting selesai melakukan pekerjaannya, Manan pun berjalan keluar dari kedai tersebut. Baru beberapa langkah, dia bertembung dengan seorang laki-laki berambut panjang dan janggutnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke kedai gunting rambut dan itu membuatkannya terlihat tidak kemas.
Manan kembali masuk ke dalam kedai dan kemudian berkata kepada tukang gunting, "Tukang gunting itu sebenarnya tidak adakan sepertimana yang anda kata bahawa Tuhan itu tidak ada!..."
Si tukang gunting pun terkejut dengan perkataan Manan tersebut.
"Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang gunting" sanggahnya si tukang gunting.
Manan kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada. kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjanggut lebat. Contohnya lelaki di luar itu."
"Ah, anda merepek saja...Tukang gunting selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah bahwa dia tidak mau datang ke kedai saya untuk di gunting rambut dan bercukur." jawabnya tenang sambil tersenyum.
Tegas Manan" "Tepat sekali! Itulah jawapannyanya untuk soalan anda kepada saya tadi. Tuhan itu memang ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah kerana mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini...."
Mendengar jawapan dari Manan tersebut menyebabkan si tukang gunting diam membisu tidak terkata.
Moral dari kisah diatas:
Dari cerita diatas ini, dapat kita simpulkan bahawa kita sebenarnya lupa akan Allah, tetapi Allah tidak lupa akan kita. Hanya bila kita sakit atau susah barulah kita mengingatiNya sedangkan apabila kita hidup senang dan sihat kita lupa akan kewujudanNya. Renungkanlah seketika. Berapa banyak kalikah kita memujinya pada setiap hari? Dan berapa banyak kalikah kita memuji diri kita dan diri orang lain setiap hari? Dan apabila kita memuji Allah sesudah solat, adakah kita memujiNya dengan bersungguh-sungguh sepertimana kita memuji diri seseorang tokoh
#gadiskentalTukang Gunting: "Encik, saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang encik katakan tadi."
Mendengar ungkapan itu, Manan terkejut dan bertanya, "Mengapa anda berkata demikian?"
"Mudah saja,cuba encik menjengok ke luar tingkap itu dan sedarlah bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang terbiar?. Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu terjadi..." ungkap si tukang gunting dengan nada yang tinggi dan angkuh.
Manan pun berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan oleh tukang gunting. Namun, ia sama sekali tidak memberi respon atau jawapan agar perbincangan tersebut tidak menjadi hangat lagi.
Ketika tukang gunting selesai melakukan pekerjaannya, Manan pun berjalan keluar dari kedai tersebut. Baru beberapa langkah, dia bertembung dengan seorang laki-laki berambut panjang dan janggutnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke kedai gunting rambut dan itu membuatkannya terlihat tidak kemas.
Manan kembali masuk ke dalam kedai dan kemudian berkata kepada tukang gunting, "Tukang gunting itu sebenarnya tidak adakan sepertimana yang anda kata bahawa Tuhan itu tidak ada!..."
Si tukang gunting pun terkejut dengan perkataan Manan tersebut.
"Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang gunting" sanggahnya si tukang gunting.
Manan kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada. kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjanggut lebat. Contohnya lelaki di luar itu."
"Ah, anda merepek saja...Tukang gunting selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah bahwa dia tidak mau datang ke kedai saya untuk di gunting rambut dan bercukur." jawabnya tenang sambil tersenyum.
Tegas Manan" "Tepat sekali! Itulah jawapannyanya untuk soalan anda kepada saya tadi. Tuhan itu memang ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah kerana mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini...."
Mendengar jawapan dari Manan tersebut menyebabkan si tukang gunting diam membisu tidak terkata.
Moral dari kisah diatas:
Dari cerita diatas ini, dapat kita simpulkan bahawa kita sebenarnya lupa akan Allah, tetapi Allah tidak lupa akan kita. Hanya bila kita sakit atau susah barulah kita mengingatiNya sedangkan apabila kita hidup senang dan sihat kita lupa akan kewujudanNya. Renungkanlah seketika. Berapa banyak kalikah kita memujinya pada setiap hari? Dan berapa banyak kalikah kita memuji diri kita dan diri orang lain setiap hari? Dan apabila kita memuji Allah sesudah solat, adakah kita memujiNya dengan bersungguh-sungguh sepertimana kita memuji diri seseorang tokoh
#otakbagivibrate
Tiada ulasan:
Catat Ulasan